Minggu, 07 Juli 2013

Agar Kehidup Menjadi Lebih Hidup bersama Bang Tere Liye



Tentang Hidup

Kita diperintahkan oleh agama ini untuk memaafkan. Pemaaf adalah ahklak mulia. Memaafkan siapapun yang menyakiti kita. Memaafkan semua kejadian yang menyakitkan.

Tetapi jelas, memberikan kesempatan kedua, adalah sepenuhnya hak kita. Dan itu tidak ada hubungannya dengan tulus atau tidak tulus memaafkan. Itu sederhana soal jangan biarkan kita jatuh ke lubang yang sama dua kali.

--tere liye


Diamnya jauh lebih menyakitkan dibandingkan marahnya. Aku lebih baik dimarahi karena bertanya banyak hal kepadanya, dibandingkan tatapan kosong.

--Tere Liye, novel 'Daun yang jatuh tak pernah membenci angin'

"Kalau hati kita sedang banyak pikiran, gelisah, ingatlah kita selalu punya teman dekat. Mereka bisa jadi penghiburan, bukan sebaliknya diabaikan. Nah, itulah tips terhebatnya. Habiskan masa-masa sulit kita dengan teman terbaik, maka semua akan lebih ringan."

--Tere Liye, novel "Kau, Aku & Sepucuk Angpau Merah"

"Aku tahu apa artinya sebuah kesedihan, aku pernah mengalaminya. Percuma berdiri disini sepanjang hari, sepanjang tahun, tidak akan membantu. Tidak ada yang bisa membantu selain terus menyibukkan diri dan membiarkan waktu menjadi obatnya."

--Tere Liye, novel "Sunset Bersama Rosie"

"Mengerti bahwa memaafkan itu proses yang menyakitkan. Mengerti, walau menyakitkan itu harus dilalui agar langkah kita menjadi jauh lebih ringan."

--Tere Liye, novel "Tegar"

Ketika kita memiliki teman, maka bukan berarti kita pasti akan selalu bersamanya. Ada masa-masa kita harus pindah, mengambil kesempatan, melanjutkan sekolah, pekerjaan. Tetapi juga bukan berarti kalau sudah berpisah, maka selesai begitu saja.

Itulah gunanya persahabatan yang sejati, teman lama selalu menjadi teman, atau malah lebih spesial saat bertemu kembali, menjalin kontak kembali. Hei, jika HP, laptop, komputer, mengasyikkan kalau punya yang baru, tapi teman, semakin lama, semakin mengasyikkan.

Selalu begitu.

*Tere Lije, repos



Tentang Rasa

Jangan biarkan 'perasaan' kalian berserakan, berceceran di facebook atau twitter. Orang yang ingin kalian cari2 perhatian toh tidak akan memperhatikannya.

Laki2 yang paham, wanita yang mengerti, tidak akan menumpahkan perasaannya di dinding jejaring sosial. Terlihat sekali, lebay. Ibarat air tumpah, itu justeru berbahaya, bikin terpeleset, mengganggu. Ada banyak cara lain menyalurkan perasaan, bikin tulisan, bikin puisi, malah bisa menerbitkan buku.

--Tere Lije

Ketika kita menyukai seseorang, bukan berarti kita pasti akan suka selamanya. Ada masa-masa rasa suka itu berkurang, bahkan hilang sama sekali. Tetapi juga bukan berarti kalau sudah tidak suka lagi, maka selesai begitu saja.

Itulah gunanya komitmen, kepercayaan, yang akan membawa kembali perasaan suka persis seperti pertama kali dulu kenapa kita suka seseorang tersebut, atau malah lebih.

--Tere Lije
*kalimat2 ini tidak bisa digunakan untuk aktivitas pacaran kalian;

Ada yang menunggu, menunggu dan terus menunggu, hanya untuk tahu diakhirnya kalau seseorang itu justeru tidak sedang menunggu dirinya.

Cinta memang gila. Maka itulah gunanya akal sehat, akan memberikan keseimbangan.

--Tere Lije

“Kau tahu, hakikat cinta adalah melepaskan. Semakin sejati ia, semakin tulus kau melepaskannya. Percayalah, jika memang itu cinta sejati kau, tidak peduli aral melintang, ia akan kembali sendiri padamu. Banyak sekali pecinta di dunia ini yang melupakan kebijaksanaan sesederhana itu. Malah sebaliknya, berbual bilang cinta, namun dia menggenggamnya erat-erat.”

--Tere Liye, novel 'Eliana'

“Ajarkan aku untuk selalu memiliki hati yang cantik.

Tidak peduli meski orang-orang tidak pernah sekali pun menyadari kecantikan hati tersebut.”

--Tere Liye, buku "Berjuta Rasanya"

Salah satu penyebab gagalnya sebuah hubungan adalah karena kita berlebihan menganggap seseorang itu sempurna. Maka, ketika ada sesuatu yang mengecewakan, sesuatu yang tidak sesuai dengan harapan di awal, masalahnya akan membesar dan kemana2.

Kita harus tahu, bahkan dalam pernikahan paling legendaris dalam sejarah sekalipun (seperti Ali dan Fatimah), kita harus menyadari, tidak ada yang sempurna. Masalah akan muncul di mana-mana.

Kemauan kita untuk melewatinyalah yang membuat sebuah hubungan akan langgeng.

*Tere lije

Orang2 yg merindu, namun tetap menjaga kehormatan perasaannya, takut sekali berbuat dosa, memilih senyap, terus memperbaiki diri hingga waktu memberikan kabar baik, boleh jadi doa2nya menguntai tangga yg indah hingga ke langit. Kalaupun tidak dengan yang dirindukan, boleh jadi diganti yg lebih baik.

--Tere Liye

Terlalu mencintai sesuatu, seringkali membuat kita buta. Tutup mata dengan kekurangan2, yang boleh jadi merusak.

Terlalu membenci sesuatu, juga seringkali membuat kita buta. Tutup mata dengan kebaikan2, yang boleh jadi bermanfaat.

--Tere Liye

“Cinta sejati selalu datang pada saat yang tepat, waktu yang tepat, dan tempat yang tepat. Ia tidak pernah tersesat sepanjang kalian memiliki sesuatu. Apa sesuatu itu? Tentu saja bukan GPS, alat pelacak, dan sebagainya, sesuatu itu adalah pemahaman yang baik bagaimana mengendalikan perasaan.”

— Tere Liye, novel "Kau, Aku & Sepucuk Angpau Merah"

spesial


*Sahabat baik

Sahabat baik seperti belajar naik sepeda
Walaupun lama tak bersua,
Jarak dan waktu memisahkan,
Saat bertemu kembali, tetap sama
Mungkin sedikit kaku di awalnya, tapi sama menyenangkan

Sahabat baik laksana lukisan bersejarah
Walaupun muncul teman baru
Tempat baru, sekolah baru, pekerjaan baru
Selalu ada tempat meletakkan lukisan tersebut
Di ruangan terbaik, dan semakin bernilai
Di antara benda-benda istimewa lainnya

Sahabat baik seperti hujan
Yang menyiram lembut tanah gersang nan tandus
Agar tumbuh benih-benih manfaat
Besok lusa tinggi menjulang karena kepedulian
Selalu begitu, tak pernah berhenti

Aduhai,
Sahabat baik bagai weker, dia mengingatkan
Sahabat baik bagai helm, dia melindungi
Pun bagai sapu lidi, tiada guna sapunya kalau hanya sehelai lidi
Sahabat baik adalah segalanya

Dan tentu saja
Dia lebih istimewa dibanding HP, laptop, gagdet kita
Yang pasti dibuang saat rusak atau ketinggalan jaman
Sahabat baik selalu sebaliknya: semakin lama, semakin istimewa
Selalu spesial.

*Tere Liye

Syuhaidah Sufandi matur suwun telah menemukan tulisan ini. hehehehe

Nabi Muhammad Saw manusia Teristimewa



Perbedaan Nabi Muhammad Saw denagn manusia biasa

Nabi Mampu Melihat Dari Belakang            
Muslim meriwayatkan dari sahabat Anas bahwasanya rasul bersabda “Wahai manusia, sesungguhnya saya adalah imam kalian maka janganlah mendahului saya ruku dan sujud karena saya bisa melihat kalian dari arah depan maupun belakang”
Diriwayatkan dari Abu Huraira bahwasanya nabi bersabda “ sesungguhnya saya dapat melihat sesuatu dari arah belakangku sebagaimana dari arah depanku”

Ketiak Nabi
Al-bukhori dan Muslim meriwayatkan dari sahabat Anas, ia berkata  “saya melihat rasulullah Saw berdo`a seraya mengangkat kedua tangan beliau, hingga kedua ketiaknya terlihat”.
Ibnu Sa`ad meriwatkan dari Jabir ia berkata “Nabi Muhammad Saw itu ktika bersujud, warna putih kedua ketiak beliau terlihat”. Dalam banyak hadits dari sekelomopk sahabat terdapat keterangan yang menjelaskan putihnya kedua ketiak beliau.
Al Muhib at Thobari berkata “salah satu keistimewan beliau adalah bahwa ketiak semua orang berubah warnanya, kecuali beliau”. Al-Qurtubi mengemukakan pendapat yang sama “dan sesungguhnya ketiak beliau tidak berambut”.

Nabi Tidak Menguap
Al-Bukhori meriwayatkan dalam Tarikh, dai yazid bin Al Asham, beliau berkata “tidak pernah sekalipun Nabi Menguap”.

Air Keringat Nabi
Muslim meriwayatkan dari sahabat Anas, ia berkata “Rasulullah masuk menemui kami lalu beliau tidur siang. Saat tidur, badan beliau mengeluarkan keringat, ibuku datang membawa botol, kemudian ia menyeka keringat Nabi denagn kain. Lalu Nabi Terjaga dan bertanya “apa yang kamu lakukan Ummu sulaim?” “kerinagt ini akan saya jadikan minyak wangi yang paling wangi”. Jawab ibuku.

Tinggi Badan Nabi
Dari Aisyah ra, ia berkata “rasulullah bukan lelaki ayng berpostur tinggi atau terlalu pendek. Jika berjalan sendirian, postur badan beliau ideal. Jika berjalan dengan orang yang tinggi, tinggi badan beliau akan melampuinya. Terkadang beliau berjalan didampingi oleh dua orang yang berpostur tinggi, tapi tinggi badan beliau mengalahkan keduanya. Jika keduanya meninggalkan beliau, beliau adalah oarng yang berpostur badan sedang”.

Bayangan Nabi
Al- Hakim dan At Turmudzi meriwayatkan dari dzakwan , bahawasannya rasulullah tidak memiliki bayangan baik dibawah terpaan sinar matahari ataupun bulan. Ibnu Sab`in berkata, “salah satu keistimewaan nabi Saw adalah bayangan beliau tidak jatuh diatas tanah, dan sesungguhnya beliau adalah cahaya. Jika beliau berjalan di bawah terpaan sinar matahari atau bulan, banyangan beliau tidak terlihat. Sebagian ulama` berkata fakta ini diperkuat oleh sebuah hadist dalam do`a beliau, “jadikanlah saya cahaya”.

Terhindarnya Nabi Dari Lalat
Al-Qadhi iyadh dalam As Syifa` Dan Al Azafy dalam maulidnya, mengatakn bahwa “salahsatu keistimewaan nabi Saw adalah tidak dihinggapi lalat”.
Ibnu sab`in dalam Al-Khashaish menyebutkanya dengan redaksi sebagai berikut, “tidak ada seekor nyamuk pun yang hinggap diatas pakaian nabi Saw”. Ia menambahkan, termasuk keistimewaan nabi Saw juga adalah bahwa kutu tidak menyakitinya.

Darah Nabi
Al-Bazzar, Abu Ya`la, at Tobroni, Al-Hakim dan Al-Baihaqi meriwayatkan dari Abdullah bin Zubair bahwa ia datang kepada nabi saw pada saat beliau sedang berbekam. Setelah selesai berbekam beliau berkata, “wahai Abdullah , pergilah dan tumpahkanlah darah ini di tempat yang tidak di ketahui orang”. Lalu Abdullah meminum darah tersebut. Ketika ia kembali Nabi brtanya “apa yang kamu lakukan?” “saya letakkan darah tersebut dalam tempat paling tersembunyi yang saya tahu bahwa tempat itu tersembunyi dari manusia”. Jawab Abdullah bin Zubair. “mungkinkah engkau meminumnya?” kata nabi. “benar” jawab Abdullah. “celakalah manusia karena kamu dan celakalah kamu karena mereka,” kata nabi. Akhirnya, orang orang menganggap bahwa kekuatan yang dimiliki Abdullah bin Zubair akibat meminum darah Nabi Muhammad Saw.

*konsepsi

sayyid muhammad almaliki

Kamis, 09 Mei 2013

RESEP MAKANAN MINUMAN

Sate Donat tanpa telur



Bahan
* 1kg tepung terigu
* 1 saset fermipan
* 200 grm blue band
* air hangat secukupnya
* 1/4kg gula pasir
* minyak goreng
* gula halus


cara membuat
1. campur fermipan, tepung, blue band, gula halus, sampai  benar-benar tercampur
2. tambahkan air sedikit demi sedikit, sampai adonan kalis
3. banting adonan beberapa kali, agar hasilnya maksimal
4. bentuk adonan bundar vseperti kelereng, tata di nampan dan beri jarak agar tidak lengket satu sama lain.
5. diamkan selama 1 1/2 jam
6. goreng  sampai kekuning kuniangan
7. tusuki seperti sate, isi 4 buah, taburi gula halus dan Sajikan

Selamat mencoba semoga bermanfa`at


Senin, 29 April 2013

Sosok IBU Mulia di zaman ini

                           Suatu malam ketika aku tidur diruang tamu, aku terbangun dengan sangat "terkejut+Takut",
 ketika tiba2 melihat cahaya dan sosok berbaju putih, sungguh aku hampir teriak watu itu... tapi setelah aku amati dengan seksama, ternyata Ibu sedang "nderes Qur`an" pake mukena , disela2 sholat malamnya dengan menggunakan penerangan "lampu emergensi".
"ah... ibu ngagetke ae,  lampune (lampu utama) kok mboten  hidupkan mawon? kan luweh sekeco kangge nderese?"tanyaku masih  dengan riyip2
beliau tersenyum kemudian ngendikan :
"ngko yen lampune tak urupno, awakmu bu2e  dadi g nyenyak nduk..."jawabnya ikhlas banget, membuatku deleg2...
dan menjadikanku tambah mensyukuri nikmat Allah Swt yang telah memberikan kepadaku ibu semulia beliau...
subhanallah wal chamdulilah....

                                                                          ****

                           aku termasuk anak yang sulit dibangunkan ketika sholat subuh, waktu itu sehabis sahur (nyarutang puasa) aku tidur kembali, dan beliau baru membangunkanku ketika selesai sholat jama`ah . . .
"bangun nduk sudah subuh...! sholat dulu, nanti setelah sholat monggo yen meh bu2k maneh..." aku langsung  Jengggirratttt....bangun lari ke kamar mandi untuk wudlu kemudian.
keget? iya. bukan karena kaget di bangunin, tapi karena kata2 buat banguninnya itu lhoooo....  ranguatiii....!!! langka sekali ada seorang ibu yang menyilahkan anak gadisnya untuk tidur lagi setelah subuh...
aku yakin itu bukan kata2 buat "NGELULU" atau majas IRONI , beliau benar2 ikhlas mengucapkannya...
dan waktu itu aku mengurungkan niat tidur kembali, soale isin dengan kata Beliau...
subhanallah wal chamdulilah...
swun gusti...

                                                                         ****


Selasa, 19 Februari 2013

ketika takdir tak sesuai dengan harapan kita dan kesabaran sedang di uji

Duh Gusti Allah pengeran kulo...,

kulo nyuwun panjenengan tebehaken sangking sifat ingkang "kurang(mbtn) sae".
lan caketaken sifat ingkang "sae".

sedoyo ingkang
sae mungguhipun panjenengan.

*jenenge kawulo iku kewajibane gur, usaha, dungo, tawakkal, ikhlas lillah nompo kabeh takdir sangking pengeran.
Kabeh takdir kuwi, "mesti apike"
cuman kadang2 awakke dewe iki durung paham maksude pengeran.

Jumat, 01 Februari 2013

dan keajaiban itu

keajaiban itu bisa datang kapan saja.
Add caption

wukuf di arofah 2006/2007(sambil menahan lapar)Alhamdulilah....

wajah ceria bercampur lelah setelah melontar jumroh
Add caption

Sabtu, 26 Januari 2013

DEMOKRASI



DEMOKRASI DI INDONESIA


BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kesadaran akan pentingnya demokrasi sekarang ini sangat tinggi. Hal ini dapat dilihat dari peran serta rakyat Indonesia dalam melaksanakan Pemilihan Umum baik yang dilaksakan oleh pemerintah  pusat dan pemerintah daerah. Ini terlihat dari jumlah pemilih yang tidak menggunakan hak pilihnya yang sedikit. Pemilihan umum ini langsung dilaksanakan secara langsung pertama kali.
untuk memilih presiden dan wakil presiden  serta anggota MPR, DPR, DPD, DPRD di tahun 2004.  Walaupun masih terdapat masalah yang timbul ketika waktu pelaksanaan. Tetapi masih dapat dikatakan sukses.
Setelah suksesnya Pemilu tahun 2004, mulai bulan Juni 2005 lalu di 226 daerah meliputi 11 propinsi serta 215 kabupaten dan kota, diadakan Pilkada untuk memilih para pemimpin daerahnya. Sehingga warga dapat menentukan peminpin daerahnya menurut hati nuraninya sendiri. Tidak seperti tahun tahun yang dahulu yang menggunakan perwakilan dari partai. Namun dalam pelaksanaan pilkada ini muncul penyimpangan penyimpangan. Mulai dari masalah administrasi bakal calon sampai dengan yang berhubungan dengan  pemilih.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana Demokrasi di Indonesia Sekarang Ini?
C. Tujuan
Tujuan penulisan makalah ini adalah dapat mengerti tentang demokrasi di Indonesia sekarang ini dan peran demokrasi itu sendiri terhadap Pembangunan Nasional negara Indonesia.

BAB II
TEORI-TEORI
A. Pengertian Demokrasi
Menurut Internasional Commision of Jurits
Demokrasi adalah suatu bentuk pemerintahan oleh rakyar dimana kekuasaan tertinggi ditangan rakyat dan di jalankan langsung oleh mereka atau oleh wakil-wakil yang mereka pilih dibawah sistem pemilihan yang bebas. Jadi, yang di utamakan dalam pemerintahan demokrasi adalah rakyat.
Menurut Lincoln
Demokrasi adalah pemerintahan dari rakyat, oleh rakyat, dan untuk rakyat (government of the people, by the people, and for the people).
Menurut C.F Strong
Suatu sistem pemerintahan di mana mayoritas anggota dewasa dari masyarakat politik ikut serta atas dasar sistem perwakilan yang menjamin bahwa pemerintahan akhirnya mempertanggungjawabkan tindakan-tindakan kepada mayoritas itu.
Sejarah Demokrasi
Istilah demokrasi berasal dari Yunani Kuno yang diutarakan di Athena kuno
pada abad ke-5 SM. Kata ‘demokrasi’ berasal dari dua kata, yaitu demos yang berarti rakyat, dan kratos/cratein yang berarti pemerintahan, sehingga dapat diartikan sebagai pemerintahan rakyat, atau yang lebih kita kenal sebagai pemerintahan dari rakyat, oleh rakyat dan untuk rakyat. Namun, arti dari istilah ini telah berubah sejalan dengan waktu, dan definisi modern telah berevolusi sejak abad ke-18, bersa-maan dengan perkembangan ‘sistem demokrasi’ di banyak negara. Demokrasi berkembang menjadi sebuah bentuk atau mekanisme sistem pemerintahan suatu negara sebagai upaya mewujudkan kedau-latan rakyat (kekuasaan warganegara) atas negara untuk dijalankan oleh pemerintah negara tersebut. Salah satu pilar demokrasi adalah prinsip trias politica yang membagi ketiga kekuasaan politik negara (eksekutif, yudikatif dan legislatif) untuk diwujudkan dalam tiga jenis lembaga negara yang saling lepas (independen) dan berada dalam peringkat yg sejajar satu sama lain.

BAB III
PEMBAHASAN
A. Demokrasi Di Indonesia Saat Ini
Demokrasi Indonesia pasca kolonial, kita mendapati peran demokrasi yang makin luas. Di zaman Soekarno, kita mengenal beberapa model demokrasi. Partai-partai Nasionalis, Komunis bahkan Islamis hampir semua mengatakan bahwa demokrasi itu adalah sesuatu yang ideal. Bahkan bagi mereka, demokrasi bukan hanya merupakan sarana, tetapi demokrasi akan mencapai sesuatu yang ideal. Bebas dari penjajahan dan mencapai kemerdekaan adalah tujuan saat itu, yaitu mencapai sebuah demokrasi. Oleh karena itu, orang makin menyukai demokrasi.
Demokrasi yang berjalan di Indonesia saat ini dapat dikatakan  adalah Demokrasi Liberal. Dalam sistem Pemilu mengindikasi sistem demokrasi liberal di Indonesia antara lain sebagai berikut:
1.      Pemilu multi partai yang diikuti oleh sangat banyak partai. Paling sedikit sejak reformasi, Pemilu diikuti oleh 24 partai (Pemilu 2004), paling banyak 48 Partai (Pemilu 1999). Pemilu bebas berdiri sesuka hati, asal memenuhi syarat-syarat yang ditetapkan KPU. Kalau semua partai diijinkan ikut Pemilu, bisa muncul ratusan sampai ribuan partai.
2.      Pemilu selain memilih anggota dewan (DPR/DPRD), juga memilih anggota DPD (senat). Selain anggota DPD ini nyaris tidak ada guna dan kerjanya, hal itu juga mencontoh sistem di Amerika yang mengenal kedudukan para anggota senat (senator).
3.      Pemilihan Presiden secara langsung sejak 2004. Bukan hanya sosok presiden, tetapi juga wakil presidennya. Untuk Pilpres ini, mekanisme nyaris serupa dengan pemilu partai, hanya obyek yang dipilih berupa pasangan calon. Kadang, kalau dalam sekali Pilpres tidak diperoleh pemenang mutlak, dilakukan pemilu putaran kedua, untuk mendapatkan legitimasi suara yang kuat.
4.      Pemilihan pejabat-pejabat birokrasi secara langsung (Pilkada), yaitu pilkada gubernur, walikota, dan bupati. Lagi-lagi polanya persis seperti pemilu Partai atau pemilu Presiden. Hanya sosok yang dipilih dan level jabatannya berbeda. Disana ada penjaringan calon, kampanye, proses pemilihan, dsb.
5.      Adanya badan khusus penyelenggara Pemilu, yaitu KPU sebagai panitia, dan Panwaslu sebagai pengawas proses pemilu. Belum lagi tim pengamat independen yang dibentuk secara swadaya. Disini dibutuhkan birokrasi tersendiri untuk menyelenggarakan Pemilu, meskipun pada dasarnya birokrasi itu masih bergantung kepada Pemerintah juga.
6.      Adanya lembaga surve, lembaga pooling, lembaga riset, dll. yang aktif melakukan riset seputar perilaku pemilih atau calon pemilih dalam Pemilu. Termasuk adanya media-media yang aktif melakukan pemantauan proses pemilu, pra pelaksanaan, saat pelaksanaan, maupun paca pelaksanaan.
7.      Demokrasi di Indonesia amat sangat membutuhkan modal (duit). Banyak sekali biaya yang dibutuhkan untuk memenangkan Pemilu. Konsekuensinya, pihak-pihak yang berkantong tebal, mereka lebih berpeluang memenangkan Pemilu, daripada orang-orang idealis, tetapi miskin harta.Akhirnya, hitam-putihnya politik tergantung kepada tebal-tipisnya kantong para politisi.
Semua ini dan indikasi-indikasi lainnya telah terlembagakan secara kuat dengan payung UU Politik yang direvisi setiap 5 tahunan. Sehingga dapat disimpulkan bahwa sistem demikian telah menjadi realitas politik legal dan memiliki posisi sangat kuat dalam kehidupan politik nasional.
Pesta demokrasi yang kita gelar setiap 5 tahun ini haruslah memiliki visi kedepan yang jelas untuk membawa perubahan yang fundamental bagi bangsa Indonesia yang kita cintai ini, baik dari segi perekonomian, pertahanan, dan persaiangan tingkat global. Oleh karena itu, sinkronisasi antara demokrasi dengan pembangunan nasional haruslah sejalan bukan malah sebaliknya demokrasi yang ditegakkan hanya merupakan untuk pemenuhan  kepentingan partai dan sekelompok tertentu saja.
Jadi, demokrasi yang kita terapkan sekarang haruslah mengacu pada sendi-sendi bangsa Indonesia yang berdasarkan filsafah bangsa yaitu Pancasila dan UUD 1945.

BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari pengalaman masa lalu bangsa kita, kelihatan bahwa demokrasi belum membudaya. Kita memang telah menganut demokrsai dan bahkan telah di praktekan baik dalam keluarga, masyarakat, maupun dalam kehidupan bebangsa dan bernegara. Akan tetapi, kita belum membudanyakannya. Membudaya berarti telah menjadi kebiasaan yang mendarah daging. Mengatakan “Demokrasi telah menjadi budaya” berarti penghayatan nilai-nilai demokrasi telah menjadi kebiasaan yang mendarah daging di antara warga negara. Dengan kata lain, demokrasi telah menjadi bagian yang tidak dapat dipisah-pisahkan dari kehidupanya. Seluruh kehidupanya diwarnai oleh nilai-nilai demokrasi.Namun, itu belum terjadi. Di media massa kita sering mendengar betapa sering warga negara, bahkan pemerintah itu sendiri, melanggar nilai-nilai demokrasi. Orang-orang kurang menghargai kebabasan orang lain, kurang menghargai perbedaan, supremasi hukum kurang ditegakan, kesamaan kurang di praktekan, partisipasi warga negara atau orang perorang baik dalam kehidupan sehari-hari maupun dalam kehidupan pilitik belum maksimal, musyawarah kurang dipakai sebagai cara untuk merencanakan suatu program atau mengatasi suatu masalah bersama, dan seterusnya. Bahkan dalam keluarga dan masyarakat kita sendiri, nilai-nilai demokrasi itu kurang di praktekan.
B. Saran
Perlu ada usaha dari semua warga negara. Yang paling utama, tentu saja, adalah adanya niat untuk memahami nilai-nilai demokrasi.Mempraktekanya secara terus menerus, atau membiasakannya. Memahami nilai-nilai demokrasi memerlukan pemberlajaran, yaitu belajar dari pengalaman negara-negara yang telah mewujudkan budaya demokrasi dengan lebih baik dibandingkan kita. Dalam usaha mempraktekan budaya demokrasi, kita kadang-kadang mengalami kegagalan disana-sini, tetapi itu tidak mengendurkan niat kita untuk terus berusaha memperbaikinya dari hari kehari. Suatu hari nanti, kita berharap bahwa demokrasi telah benar-benar membudaya di tanah air kita, baik dalam kehidupan berkeluarga, bermasyarakat, maupun dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.
DAFTAR PUSTAKA
Dahlan, Saronji, , S.Pd, M.Pd. Pendidikan Kewarganegaraan,Yogyakarta,2003
Alfian dan Oetojo Oesman, Demokrasi Indonesia, Jakarta,2002